KONSEP RAID

RAID merupakan kependekan dari “Redundant Array of Independent Disk”. Konsep RAID diciptakan
untuk mendapatkan kapasitas yang lebih besar dan/atau Fault tolerance yang disebabkan oleh kerusakan
Harddisk.
Fault Tolerance adalah kemampuan dari suatu system untuk dapat tetap berfungsi meskipun mengalami
kegagalan.Fault tolerance dalam suati server dapat berupa:
• Redundant Power supply (power supply cadangan)
• Redundant FAN
• Online spare (Memory & HDD)
• Mirroring (Memory & HDD)
• RAID 1, RAID 5, dan RAID 6
RAID 0 (Disk Striping)
Disk Striping mengijinkan kita untuk menulis data ke beberapa Harddisk daripada menulis data ke satu
Harddisk saja. Dengan Disk Striping, setiap Harddisk fisik akan dibagi menjadi beberapa elemen stripe
(berkisar antara 8 KB, 16 KB, 32 KB, 64 KB, 128 KB, 256KB, 512KB, to 1024KB). Setiap bagian stripe dalam
setiap Harddisk disebut strip.
Disk Striping dapat meningkatkan kinerja karena pengaksesan data diakses dengan lebih dari satu
harddisk, sehingga lebih banyak spindle disk yang bekerja dalam melayani I/O data. Namun Disk Striping
(RAID 0) tidak memiliki data redundancy / proteksi data terhadap kerusakan harddisk, karena semua
data ditulis langsung apa adanya ke semua Harddisk.

RAID 1 (Disk Mirroring)
RAID 1 (Disk Mirroring) bekerja dengan prinsip cermin, yaitu berpasang-pasangan dan identik antara satu
dengan yang lainnya. Jadi dengan RAID 1, data yang ditulis ke satu Harddisk secara simultan ditulis juga
ke Harddisk yang lainnya. Sehingga jika terjadi kerusakan 1 Harddisk pada RAID 1, system server masih
memiliki data cadangan di harddisk yang lainnya. Dan pada saat Harddisk yang rusak diganti dengan
yang baru, maka secara otomatis, harddisk pengganti yang baru dipasang akan melakukan sinkronisasi
data dengan harddisk yang masih berfungsi (rebuilding) Keuntungan dari RAID 1 adalah data memiliki
cadangan antara yang ada di harddisk yang satu dengan yang lainnya. Dan karena isi dari kedua Harddisk
tersebut adalah identik, tidak jadi masalah harddisk yang mana yang boleh rusak selama pada suatu saat
hanya satu Harddisk yang rusak, sampai proses sinkronisasi berikutnya selesai.

RAID 5 (Disk Striping with Distributed Parity)
Sesuai dengan namaya, cara kerja RAID 5 sama dengan cara kerja RAID 0, yaitu menggunakan disk
striping.Yang membedakan anatara keduanya adalah Parity. Parity ini digunakan untuk pengecekan dan
perbaikan kesalahan (error checking and correcting). Parity ini disebar di beberapa disk untuk
menghindari pengurangan kinerja (Performance bottleneck) pada saat pembuatan parity. Jika Parity
disimpan di satu harddisk saja, maka disebut RAID 3 (Disk Striping with Dedicated Parity). Dengan
adanya parity ini, maka system RAID 5 tersebut akan tetap berfungsi jika ada salah satu harddisk dalam
RAID 5 tersebut itu rusak. Dan harddisk yang rusak tersebut dapat harddisk yang mana saja selama
berada dalam satu system RAID 5 yang sama. Karena parity ini berasal dari perhitungan matematik dari
suatu beberapa pecahan data, maka, pada saat ada satu bagian pecahan data yang hilang/rusak, system
RAID 5 dapat “mengetahui” pecahan data yang hilang tesebut dengan menghitung ulang parity dengan
pecahan data yang lainnya.
Secara sederhana, parity bisa dianalogikan dengan perhitungan matematik sbb; 6 + 5 = 11. Dimana angka 6
& 5 adalah data, dan angka 11 adalah parity. Jika suatu saat angka (Harddisk) 5 mengalami kerusakan,
maka system dapat menghitung ulang berdasarkan parity (angka 11), angka(Harddisk) apa yang hilang
tersebut. Jadi data yang ada pada harddisk yang rusak, tetaplah rusak, hanya saja dengan bantuan parity
maka data pada harddisk yang hilang tersebut dapat dihitung ulang kembali. Hal ini juga yang
menyebabkan untuk RAID 5 mengalami kerusakan harddisk adalah sebanyak 1 harddisk saja pada suatu
saat.Kembali dengan analogi matematik diatas, jika angka (Harddisk) 6 + 5 hilang, maka kemungkinan
angka 11 didapat bisa memiliki banyak kemungkinan, seperti 2+9, 3 + 8, dst. komputer tidak dapat
membuat suatu perhitungan yang tepat jika data yang tersedia memiliki banyak kemungkinan.

RAID 6 (Disk Striping with Dual Parity)
(*mulai didukung HANYA di PERC6 dan selanjutnya)
Dapat dilihat dari namanya, RAID 6 menggunakan cara kerja dan konsep yang sama dengan RAID 5 dari
sisi penulisan data yang tersebar di beberapa hard disk. Yang membedakan antara RAID 6 dan RAID 5
adalah jumlah parity yang ditulis pada saat penulisan data. Jika RAID 5 menggunakan satu parity, maka
RAID 6 menggunakan dua parity. Dengan menulis 2 parity, maka RAID 6 dapat mengakomodasikan
kerusakan harddisk maksimal 2 unit pada saat yang bersamaan
Dari sisi kapasitas, maka RAID 6 kita akan memiliki kapasitas harddisk yang dapat digunakan sebanyak
(N-2) x Kapasitas HDD dari total kapasitas Harddisk yang terpasang, dimana N adalah jumlah Harddisk.
Contoh:
• 4 unit Harddisk 300GB RAID 6 akan menghasilkan total kapasitas yang dapat digunakan sebesar
600GB.
• 5 unit Harddisk 300GB RAID 6 akan menghasilkan total kapasitas yang dapat digunakan sebesar
900GB.
• 6 unit Harddisk 300GB RAID 6 akan menghasilkan total kapasitas yang dapat digunakan sebesar
1.2TB, dst.

0 komentar:

Posting Komentar

BErIkAn LaCh KoMeNtAr YsNg SePaNtAsX y0oW.,.,